By
Mujiburrahman Al-Markazy
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah
Alhamdulillah wa syukru lillah. Allah swt., telah melapangkan waktu dan diri kita untuk datang bersimpuh kehadirat-Nya dalam rangka menunaikan kewajiban sholat Jumat yang Dia perintahkan. Shalawat dan salam teriring senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi terkasih, Nabi qudwah dan teladan untuk semua manusia. Sebagaimana firman Allah.
وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَآفَّةً لِلنَّاسِ
"Wamaa arsalnaka illa kaffatan linnas."
Tidaklah Kami mengutus mu (ya Muhammad) kecuali untuk semau manusia." (QS. Saba : 28)
Bahkan dalam ayat yang lain disebutkan "Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil 'alamin."
"Dan tidaklah Kami mengutus engkau ya Muhammad kecuali untuk menjadi rahmat, sumber keselamatan dan kesentosaan bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Rahmat bagi seluruh alam. Bukan cuman manusia, bakteri, virus, tumbuhan, hewan bahkan sampai ke alam jin dan alam lain yang tidak kita ketahui. Semoga di bulan kelahirannya dan di Hari Jumat yang mubarak ini kita diberikan taufik oleh Allah untuk senantiasa bershalawat kepada kanjeng Nabi, pemuka dunia dan akhirat. Semoga dengan keberkahan shalawat yang kita baca akan menjadi jalan syafaat untuk kita di hari kiamat nanti. Aammiin.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmmati oleh Allah.
Islam berasal dari kata "salama, taslimu, tasliman." Bermakna, kedamaian, keselamatan dan penyerahan diri kepada Allah. Jika Islam datang hanya berupa teori tanpa contoh praktek yang nyata, maka Islam bukanlah ajaran yang mengajarkan kedamaian dan rahmat sejati. Akan tetapi, jika kita telisik lembaran sejarah akan nampak begitu megah akhlak Rasul terkasih, Muhammad SAW., pemimpin yang membangun dengan cinta, mematahkan orang yang memusuhi dengan kelembutan dan menyayangi kaum yang tertindas, tapi tidak pernah toleran kepada kezaliman dan ketidak adilan. Dialah sosok panglima perang yang ditakuti, diplomat yang diperhitungkan, pakar cinta bukan sekedar kata, membuat cinta dan semakin disayangi oleh kawan dan disegani lawan. Dialah Rasulul Amiin.
Segala macam fitnah dan hoax dilancarkan untuk menjatuhkan karakter beliau. Laksana pegas abadi, semakin ditekan, maka semakin terangkat derajatnya. Wajar saja Allah swt., menggelari akhlak beliau dengan salah satu nama-Nya.
"Innaka la'laa khuluqin adziim."
"Benar-benar engkau Muhammad memiliki akhlak yang Adziim (Akhlak yang agung).
Adziim adalah salah satu asma Allah, tetapi Dia Allah rela untuk mensifatkan akhlak mulia sang rasul dengan sifat Al-Adziim milik-Nya. Betapa sempurna akhlak mu ya Rasulullah saw.
Suatu ketika Rasulullah saw., mengunjungi Bilal ra., sebelum memeluk Islam. Pada malam yang gelap tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Allah dan mereka. Rasulullah saw., langsung memerintahkan agar Sang Bilal untuk beristirahat dari pekerjaan yang tidak berperikemanusiaan itu dan digantikan langsung oleh Sang Rasul terkasih. Bilal harus menggiling gandum berapa ton saja yang diberikan dari majikannya keluarga Bani Umayyah. Tanpa pandang siang dan malam Bilal muda menggiling tiada letih. Walaupun ia sudah kecapekan ia tetap harus menggiling gandum tersebut.
Bilal menyadari bahwa ia hanya seorang budak yang tidak memiliki harga diri. Harga dirinya ditentukan oleh pemiliknya. Diceritakan oleh alim ulama bahwa ketika keluarga Bani Umayyah hendak menaiki unta mereka Bilal muda harus menjadi tangganya, begitupun ketika mereka turun dari kuda atau unta. Zaman perbudakan hal itu bukanlah sebuah penistaan tapi memang sudah seharusnya. Manusia diperlakukan laksana hewan, bahkan lebih parah, diberikan kerja yang demikian berat kadang makan pun tidak diberikan.
Hadirin Sidang Jumat yang Allah kasihi.
Sang Rasul tanpa banyak bicara ia langsung turun tangan menggantikan tangan Bilal dalam menggiling gandum itu. Di kehingan malam Bilal pun beristirahat dengan nyenyak. Menjelang fajar Rasulullah saw, kembali. Kejadian ini berlangsung beberapa hari. Sehingga sampailah Bilal banyak curhat dan bercerita kepada Sang Nabi.
"Eh, kawan, kata majikan saya di kota ini ada seorang lelaki yang bernama Muhammad. Jika engkau menjumpainya tolong jauhi dia, karena dia adalah seorang tukang sihir."
Rasulullah saw., tidak menimpali apapun kecuali hanya sebatas senyuman kasih sayang dan perhatian belaka.
Esok harinya pun masih dengan cerita yang sama. "Nanti kalau kamu ketemu Muhammad jauhi dia, bahkan dia itu orang gila yang mengaku utusan tuhan."
Celotehan sang budak belia itu tetap ditanggapi dengan senyuman kasih sayang dan cinta dari Rasul tanpa sedikitpun merasa direndahkan apalagi dihinakan. Sehingga, muncullah pertanyaan dari sang budak belia itu. "Kawan, setiap hari kamu mengunjungi dan membantu pekerjaan saya. Kebanyakan hanya saya yang bercerita. Sebenarnya saya belum tau siapa nama kamu...? Ia bertanya dengan kening agak berkerut penasaran.
Rasulullah saw., dengan senyum menawan mengatakan, "Saya lah Muhammad yang dikatakan tukang sihir dan gila itu.
Dengan tergagap Bilal ra., berujar, "Wallahi, kamu tidak seperti yang diberitakan. Untuk siapa kamu mengajak...?".
Dakwah singkat telah Rasulullah saw., sampaikan tentang keluhuran Islam, tentang persamaan derajat. Tentang Allah dan ciptaan-Nya, tentang dirinya sebagai seorang utusan. Langsung Sang Bilal membenarkan dan mengimani karena begitu luhur dan tulusnya akhlak Kanjeng Nabi Saw.
Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah.
Ini baru satu tetes dari keagungan akhlak Rasulullah saw., ia tidak menjadi rendah dengan dihinakan menggunakan berita hoax. Beliau menjadi mulia karena akhlak beliau bukan akhlak pencitraan, tapi murni akhlak yang menjadi rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam.
Seluruh nafas dan ajaran Rasulullah saw., adalah ajaran cinta.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري ومسلم]
"Suatu ketika Bapaknya Hamzah alias Anas bin Malik ra., seorang khadam Rasulullah saw, bahwa, dari Nabi Saw., bersabda:"Tidaklah beriman seseorang diantara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ajib. Rasulullah saw., mengisyaratkan iman dengan cinta. Seseorang tidak akan mencapai puncak keimanan sejati sebelum menjadikan saudaranya sebagai kecintaannya karena Allah, sebagaimana ia menghendaki kebaikan untuk dirinya.
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Jika kita bertanya kepada diri sendiri. Apakah kita hendak meracuni diri sendiri, membahayakan diri sendiri. Menghendaki keburukan untuk diri. Jika jawabannya tidak, maka sesuai tuntutan keimanan seseorang harusnya dari hatinya tidak menginginkan sama sekali keburukan akan menimpa saudaranya. Apalagi berencana untuk menjatuhkan saudaranya. Kasus politik, carut-marutnya ekonomi dan mahfia hukum, semua bermula bukan karena krisis pendidikan dan informasi, tapi jauh lebih dalam ia mengalami krisis keimanan, krisis cinta yang hakiki.
Inilah Islam yang mengajarkan kepada kita sebelum mencubit orang lain, coba rasakan bagaimana jika kita mencubit diri sendiri. Islam mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi manusia seutuhnya, bukan laksana hewan yang mementingkan keselamatan diri dan anaknya dan membiarkan diri dan keluarga orang lain berantakan.
Hadirin Sidang Jumat yang dikasihi Allah.
Pada momen bulan kelahiran sosok agung, Muhammad Saw., ini marilah kita meneladani setapak demi setapak, selangkah demi selangkah untuk menjadi insan yang kamil, sehingga bisa kembali kepada Allah dengan hati yang salim, bersih dan selamat.
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩
“Pada hari yang harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan kalbu yang bersih.” (asy-Syu’ara: 88—89)
Hari ini masih bermanfaat keluarga besar, harta yang kita usahakan, semua masih menyejukkan hati kita. Akan tetapi, hadirin yang Allah muliakan. Nanti akan tiba suatu masa ketika semua kebanggaan yang kita miliki saat ini tidak bermanfaat untuk menolong kita sama sekali. Hanya memiliki hati yang selamat sesuai contoh Rasulullah saw., dengan membawa nilai cinta dan sayang dari pemilik Dunia Yang Maha Rahman dan Rahim. Inilah jalan terbaik masuk kedalam singgasana kedamaian Allah surga.
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ »
Rasulullah saw., ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Semoga kita termasuk dalam deretan orang-orang yang bertakwa dan orang yang hati dan akhlaknya selamat.
Barokallahu fiilqur'anil adziim wanafa'ni waiyyakum bihi minal aayati wazikril hakim. Wataqabbalallahu minni wa mingkum tilawatahu innahu huwa samii'ul 'aliim.
=====================================