Follower

Saturday, May 18, 2019

Menjaga Perdamaian Dengan 'Senjata' (II)


Oleh:
Mujiburrahman Al-Markazy

Ini adalah tulisan lanjutan. Bagi yang belum membaca tulisan terdahulu, kami sarankan diulas kembali pembahasan sebelumnya, agar tidak gagal paham. Terimakasih.

2. Menjaga Perdamaian Dengan 'Senjata' 

Ketika seseorang kesatria hendak melindungi orang lemah, maka dia harus lebih kuat atau sejajar dengan musuh atau si penindas itu. Itu logika perangnya.

Ada juga yang berujar, "Ah, tidak harus sama heroik dan seperkasa dia. Semua kan bisa dinegosiasikan." Kalimat ini secara sepintas, ada benarnya. Itu terjadi jika orang zalim tadi merasa mendapat keuntungan lain jika dia lepaskan siksaan yang ia berikan. Tentunya ia menginginkan keuntungan yang lebih.

Logikanya sekarang dibalik. Jika yang dijajah suatu negeri oleh orang zalim dan negara jajahan itu memiliki kekayaan alam yang tidak bisa dibayar dengan apapun. Apakah hanya dengan modal negosiasi tanpa ada 'gertakan' lebih bisa membuat si penjajah zalim mau lepaskan cengkramannya? Mustahil.

Oleh karenanya, memiliki 'senjata' yang mumpuni untuk menggertak dan melumpuhkan 'libido' penjajahan yang tidak bisa direm adalah dengan show force, bahwa, "Kami pun punya 'senjata'". Sehingga si penjajah akan berfikir ulang dan menganalisis sejauh kekuatan yang mereka miliki untuk duel maut nanti, jika terjadi gejolak fisik. Lantas, senjata apa yang dibutuhkan?

a. Senjata Iman

Iman adalah senjata super canggih. Ia mampu mengalahkan kemampuan senjata hipersonik yang sangat ampuh sekalipun. Bagaimana tidak, senjata hipersonik hanya mampu menerobos kecepatan suara. Untuk sekarang ini belum ada senjata sekaliber yang dapat menandingi kelebihan senjata hipersonik. Cuman kebanyakan orang tidak memahami, bahwa senjata iman mampu menerobos batas ruang dan waktu. Hanya dengan hitungan detik atau kurang dari itu, ia mampu mencapai di atas langit dan bumi. Ia mampu berjumpa dengan pemilik langit dan alam semesta, yakni Allah SWT.

Ketika terjadi Perang Badar, kaum kafir quraisy Makkah memiliki kemampuan diatas rata-rata orang beriman. 950-1000 orang kafir sedangkan kaum muslimin hanya sekitar 313 ada riwayat lain 315 orang. Kaum kafir quraisy dengan persenjataan lengkap, sedangkan kaum muslimin hanya memiliki 2 ekor kuda dan 70 ekor unta. Satu unta dikendarai bergiliran sampai 3 orang satu unta. Seperti Rasulullah Saw, bergiliran unta dengan Ali k.Wh. dan Marsyad bin Abi Marsyad.

Dalam riwayat lain ada tambahan kaum muslimin hanya membawa 8 tombak. Memang tujuan utama mereka bukan untuk berperang tapi hanya menuntut hak mereka. Hak atas harta mereka yang ditinggalkan di Makkah. Ini ditanggapi berbeda oleh kaum kafir yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Dalam pandangan mereka kaum muslimin adalah musuh, menyurat lah ia ke Makkah dengan hoax yang dibuat bahwa keadaan mereka akan diserang oleh kaum muslimin. Realitanya tidak seperti itu, mereka hanya menuntut hak, tapi disambut dengan armada perang.

Kaum muslimin mengalami pilihan sulit apakah harus berperang, padahal tujuan awal bukan untuk itu. Ditambah lagi, seumpama peperangan berkecamuk apakah kaum Anshar bersedia untuk menolong Rasulullah dan kaum Muhajirin? Mengingat, perjanjian dalam piagam Madinah salah satunya menyebutkan, mereka akan bersedia melindungi Rasulullah Saw dalam keadaan bagaimanapun ketika berada di Madinah.

Sedangkan Badar berbeda di luar Kota Madinah, 80 mil, sekitar hampir 130 km. Mereka telah berada di Padang tandus dekat Sumur Badar. Berjalan kaki berganti unta pun capek. Sementara mereka telah dihadapkan dengan sekitar 1000 pasukan lengkap. Perintah Allah pun datang.

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,"

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

"(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali hanya karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah"..." (QS. Al-Hajj: 39-40)

Rasulullah Saw, membakar semangat  para sahabatnya. "Apakah kalian bersedia melindungi ku dengan jiwa dan raga kalian." Orang Muhajirin tampil berdiri menyampaikan kesetiaan mereka membela Rasulullah Saw dalam keadaan bagaimanapun. Sebanyak tiga kali beliau mengulang pertanyaan yang sama, sampai  berdirilah Sa'ad bin Ubadah Ra., tokoh Anshar "Wahai Rasulullah Saw, kami kah yang engkau maksudkan, adapun kami, kami tidak akan meninggalkan engkau berjuang sendirian walaupun engkau membawa kami tempat paling sulit sekalipun kami akan senantiasa bersama dengan mu. Kami tidak akan berkata sebagaimana perkataan Bani Israil kepada
Musa.
فَاذْهَبْ    أَنتَ    وَرَبُّكَ    فَقٰتِلَآ    إِنَّا    هٰهُنَا    قٰعِدُونَ  
Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja”. (QS. Al-Mâidah: 24)."

Melihat kebulatan tekad kaum Anshar dalam Bai'at Aqobah itu, bertambah semangat dan teratur lah barisan kaum muslimin. Walaupun kondisi mereka sangat lemah sebagaimana Allah Abadikan dalam Surat Al-Imran: 123-126

"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya." (QS 3: 123)

"(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" (QS 3: 124)

"Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda." (QS 3: 125)

"Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa."  (QS 3: 126)

Lihatlah, bagaimana senjata iman bekerja. Ia mampu menggerakkan pasukan yang lebih hebat dari semua senjata hipersonik yang dimiliki oleh siapa pun, yaitu malaikat. Sebenarnya satu malaikat sudah cukup, 3000-5000 malaikat adalah sebagai kabar gembira saja dan untuk menenangkan hati.

b. Senjata Ilmu

Bersambung....


No comments:

Post a Comment